Sabtu, 22 Oktober 2016

Keceriaan dari Negeri Maahas ....

Sore itu cuaca kota Luwuk sedikit cerah. Beberapa bagian langit terlihat redup. Seperti biasanya (di sore hari) saya men-je'je'es-kan Aphil, anakku satu-satunya. Kali ini saya mengambil rute selatan kota Luwuk (saya yang memilih rute ini, bukan Aphil)....
Motor Mio GT kuarahkan menuju pasar Simpong (bukan untuk berbenja). Ini sengaja saya lakukan untuk menghindari macet (ala ala kota Luwuk) di sepanjang ruas jalan Simpong-Maahas. 

Kami pun tiba di pasar (bagian pantai tentunya). Alhamdulillah, jalur sepanjang pantai menuju kilo 5 sudah diaspal, meskipun baru beberapa ratus meter (belum sempat ngukur).
Angin meniup agak kencang sore itu. saya tidak tau apa karena lagi musimnya atau memang seperti itu suasana pantai Maahas setiap hari. saking kencangnya, kami hampir terjatuh. hembusan angin terasa
menampar sekujur tubuh (motorku)...

Laju motor kubuat pelan. yah 20-30 km/jam. cukuplah untuk je-je-es di pinggiran pantai.
Bunyi deburan ombak terasa berirama. Sesekali percikan airnya muncrat ke jalan. Saya mengambil jalur kanan demi menghindari cipratan ombak. Tentu ini bahaya, tapi apa daya...

Akhirnya, kami berhenti di suatu titik. Tepatnya di sebuah jembatan yang menjorok ke laut. (Entah apa namanya ya untuk jembatan-jembatan seperti itu). kapan jembatan ini dibuat, saya kurang tau (tidak tau tepatnya).
Suasana di jembatan saat itu ramai sekali. Ada yang mancing, ada yang sekedar melihat-lihat (termasuk saya), dan yang paling menarik (bagi saya) adalah segerombolan anak yang meloncat (dari jembatan) ke laut. dari laut, mereka naik lagi ke jembatan, loncat lagi, begitu seterusnya. mereka terlihat gembira, tanpa beban, bebas dan lepas (lagu Iwa K).

Saya (dan mungkin mereka) tidak tahu bahaya apa yang mengancam dari dalam laut yang biru itu. Mungkin batu karang yang tajam, atau apa kek...
Ah, itu tak penting. Saya lebih menikmati keceriaan mereka. Ini yang saya suka. tak ada PR di kepala mereka, tak ada tumpukan tugas sekolah di wajah-wajah itu. Senyum-senyum itu yang kurindukan. Menikmati masa kanak-kanak dengan ceria. Saya yakin, mereka lahir dengan potensi yang terselubung, yang mungkin dengan sedikit latihan potensi itu langsung menyembur.

Semoga anakku bisa menikmati keceriaan masanya. Seperti yang ditontonkan bocah-bocah laut itu.
Esok ku ke sekolah, kuingin dapatkan senyum-senyum itu di dalam kelasku....semoga....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar